Minggu, 22 Mei 2011

SELUK BELUK TENTANG SPERMA


A. Proses Produksi Sperma

Organ intim pada laki-laki untuk memroduksi sperma disebut Testes yang  juga dikenal sebagai testikal (biji kemaluan) atau gonada pria – merupakan sepasang organ dengan bentuk seperti kantung pada kemaluan. Kata "testes" (bentuk jamak dari testis) berasal dari bahasa Latin yang berarti "saksi" atau "memberikan kesaksian". Pada zaman dahulu kala, merupakan hal yang lumrah bagi pria untuk meletakkan salah satu tangan pada alat kelaminnya ketika diambil sumpahnya di pengadilan.
Pada pria dewasa, rata-rata ukuran testis berkisar antara 4 sampai 6 sentimeter panjangnya dengan berat 10 sampai 15 gram. Testis sebelah kiri biasanya agak lebih besar dan tergantung sedikit lebih rendah daripada testis sebelah kanan. Fungsi testes ini untuk menghasilkan sperma dan berbagai hormon, seperti hormon testosteron dan inhibin. Testes telah terbentuk selama janin berusia tujuh sampai sembilan bulan dalam kandungan. Pada masa tersebut, letak testes mengalami perubahan, mulai dari rongga perut bagian panggul turun hingga ke selangkang pada kantung kemaluan.
Setiap testikel dibungkus dengan kuat oleh tunica albuginea, yaitu suatu serat kapsul berwarna putih. Sebuah testikel mengandung sekitar 250 testicular lobules dan di dalam setiap testicular lobule terdapat 1 sampai 3 seminiferous tubules yang tergulung dengan erat. Jika dibentangkan, maka setiap seminiferous tube dapat mencapai 2 sampai 3 kaki panjangnya. Seminiferous tubules merupakan tempat dimana sperma diproduksi dan disebut juga dengan spermatogenesis. Produksi sperma dimulai sekitar masa pubertas dan berlanjut hingga masa hidup seseorang tersebut berakhir. Tingkat produksi sperma biasanya menurun seiring dengan berjalannya usia. Seorang pria dewasa yang sehat rata-rata mampu memproduksi beberapa ribu sel sperma setiap detiknya. Volume normal air mani yang dikeluarkan pada saat ejakulasi berlangsung adalah 3 mililiter sampai 5 mililiter, setiap 1 mililiter air mani biasanya mengandung 50 sampai 100 juta sperma. Meskipun sepertinya jumlah diatas merupakan angka yang besar, tetapi sel sperma memiliki ukuran yang sangat kecil sehingga jumlah tersebut hanyalah berkisar 5%-10% dari keseluruhan volume air mani yang dikeluarkan pada saat ejakulasi.
Produksi sperma merupakan suatu proses yang sensitif terhadap pengaruh suhu. Agar testes dapat memproduksi sperma sebagaimana mestinya, maka suhu yang dibutuhkan haruslah beberapa derajat dibawah suhu inti tubuh. Suatu otot rangka yang dikenal dengan otot cremaster berfungsi untuk menarik testes lebih dekat lagi ke tubuh pada lingkungan yang dingin dan melepaskan kembali tarikannya ketika temperatur mulai meningkat. Telah terbukti bahwa pria yang terbiasa mengenakan celana dalam yang ketat dapat mengalami penurunan produksi dan kualitas sperma karena testes tertarik kuat ke tubuh sementara temperatur disekitarnya meningkat sehingga dapat mengganggu produksi sperma secara normal.

Seminiferous tubules juga diikat dengan sel berbentuk piramid yang dikenal dengan nama Sertoli. Sel sertoli membantu dan melindungi pematangan sel sperma. Disamping itu, sel sertoli menyimpan hormon inhibin yang berfungsi untuk mengatur jumlah produksi sel sperma baru dalam tubuh. Sperma yang dihasilkan pada seminferous tubules akan dipindahkan ke epididymis untuk menyelesaikan proses pematangan sperma. Setiap epididymis memiliki panjang sekitar 4 sentimeter dan terletak di permukaan bagian belakang dari testis.

Terletak diantara seminiferous tubules terdapat sel interstitial yang juga disebut dengan sel Leydig, sel ini berfungsi untuk memproduksi testosteron, yaitu hormon dasar steroid. Hormon ini penting untuk menjaga karakteristik seks sekunder pria (seperti bulu-bulu diwajah dan tekanan suara yang rendah) dan bertanggung jawab untuk merangsang timbulnya gairah seks. Produksi testosteron secara dramatik dapat meningkat selama masa pubertas dan peningkatan ini berlanjut terus dalam masa hidup seseorang. 95% testosteron pria diproduksi oleh testes – 5% sisanya diproduksi oleh sel-sel yang terdapat pada kelenjar adrenal yang terletak diatas ginjal dimana hal ini tidak berhubungan dengan sistem reproduksi.

B.   Kandungan (Komposisi) Sperma Serta Manfaat Sperma

untuk para pria dewasa, pasti sudah pada tau apa itu sperma beserta manfaatnya. mungkin kebanyakan orang hanya mengetahui pengetahuan sedikit mengenai sperma. paling-paling yang orang ketahui tentang sperma itu, bisa menghamili perempuan dan banyak mengandung Protein. teryata ga hanya itu lho manfaat dan kandungan sperma, banyak sekali manfaat dari sperma itu sendiri. nah, taukah anda bahwa di dalam sperma itu terkadung berbagai macam kandungan kimia dan di dalam kandungan tersebut terdapat manfaat masing-masing. Sperma ini sangat berhubungan dengan kesehatan Tubuh anda. langsung aja deh anda baca di bawah ini mengenai Kandungan Sperma Beserta Manfaat dari Kandungan Sperma itu sendiri.
Berikut Kandungan Sperma Beserta Manfaatnya:
Komposisi kimia sperma adalah sebagai berikut:
Komposisi kimia …………..( Dalam mg/100 ml )
Ammonia ……………………………2
Ascoric Acid ……………………..12,8
Ash …………………………………..9,9 %
Calcium ……………………………25
Carbon Dioxide …………..54 ml/100 ml
Chloride …………………………155
Cholesterol ………………………80
Citric Acid ……………………….376
Creatine …………………………..20
Ergothioneine ………………..Trace
Fructose ………………………..224
Glutathione ………………………30
Glycerylphorylcholine ………54-90
Inositol ……………………………..50,57
Lactic Acid ………………………..35
Magnesium ……………………….14
Nitrogen, nonprotein(total) …913
Phosphorus,acid-soluble …….57
Inorganic ………………………….11
Lipid ………………………………….6
Total (lipid) ………………………112
Phosphorylcholine ………….250-380
Potassium …………………………89
Pyruvic Acid ………………………29
Sodium ……………………………281
Sorbitol ……………………………..10
Vitamin B 12 ……………….300-600 ppg
Sulfur …………………………3 % (of ash)
Urea …………………………………72
Uric Acid ……………………………..6
Zinc ………………………………….14
Copper ………………………0,006-0,024

Komposisi yang bermanfaat bagi tubuh diantaranya adalah:
1. Calcium
Komposisi ini sangat berguna untuk tulang dan gigi bahkan untuk menjaga fungsi otot dan syaraf.

2. Citric Acid
Berguna untuk mencegah penggumpalan darah dalam tubuh

3. Creatine
Berguna untuk menambah tenaga dan pembentukan otot dan juga dapat berfungsi sebagai pembakar lemak dalam tubuh

4. Ergothioneine
Berfungsi sebagai pelindungan kulit dari kerusakan DNA

5. Fructose
Dapat berfungsi sebagai pencerna gula dalam tubuh yang sangat bermanfaat sebagai pencegah penyakit diabetes.
Kebanyakan Fructose juga berbahaya karena bisa menyebabkan penyakit asam urat.

6. Glutathione
Komposisi kimia ini sangat berguna sebagai obat pencegah kanker, mencegah penggumpalan darah selama operasi
dan menambah kemanjuran obat kemoterapi.

7. Inositol
Berfungsi mencegah kerontokan pada rambut

8. Lactic Acid
Berfungsi sebagai bahan untuk luka bakar dan luka pembedahan

9. Lipid
Berfungsi sebagai pembakar lemak
10.Pyruvic Acid
Berfungsi sebagai penyubur

11.Sorbitol
Dipergunakan oleh ahli farmasi sebagai bahan untuk mengatasi sembelit

12.Urea
Berfungsi untuk mengeluarkan nitrogen yang berlebih dalam tubuh

13.Uric Acid
Berguna sebagai pencegah penyakit diabetes tetapi kebanyakan Uric Acid akan menyebakan penyakit encok, dll

14.Sulfur
Berguna untuk menghaluskan kulit.

15.Vitamin B12
Sebagai penambah stamina

16.Zinc
Berguna sebagai obat jerawat.

C.   Cara meningkatkan kualitas dan kuantitas sperma

Anda ingin meningkatkan peluang memiliki anak atau hanya sekedar ingin ejakulasi dengan tingkat sperma dan air mani yang tinggi, tidak salah apabila memiliki keduanya sperma yang banyak merupakan satu tanda sistem reproduksi yang sehat. Tidak diragukan memiliki air mani dan sperma yang lebih banyak menghasilkan orgasme lebih lama termasuk meningkatknya hasrat seks. Jika Anda ingin menyirami pasangan dengan cinta sekaligus menjadi
seorang calon ayah, ikutilah tips berikut ini untuk memperbaiki dan meningkatkan jumlah sperma:

1. Berhenti merokok
Jika Anda seorang perokok saat ini, berhentilah. Selain menyebabkan napas tak sedap, merokok juga mempengaruhi jumlah sperma. Penelitian menunjukan perokok memiliki jumlah sperma lebih kecil dibanding pria yang tidak merokok.

2. Hindari memakai celana ketat dan panas
Inilah alasannya mengapa letak testis itu tergantung di tubuh. Testis perlu memiliki suhu lebih sejuk dibanding bagian tubuh lain karena itu memakai celana dalam atau celana panjang ketat akan mengakibatkan suhu di sekitarnya panas. Sedapat mungkin usahakan tidak mengenakan celana dalam sewaktu tidur untuk menjamin tetap sejuk.

3. Mulailah makanan makanan yang tepat
Diyakini atau tidak, pola makan mempengaruhi produksi sperma. Cobalah makan makanan rendah lemak, berprotein tinggi, sayuran dan seluruh jenis padi-padian yang baik bagi kesehatan.

4. Kurangi hubungan intim dan masturbasi
Banyak pria mengeluhkan air mani mereka sedikit dan encer. Semakin banyak ejakulasi, semakin berkurang kepadatan air mani tersebut. Jika anda melakukan hubungan intim tiap hari atau lebih buruk lagi masturbasi
akan berpengaruh pada jumlah sperma dan kepadatan air mani itu sendiri.

5. Kurangi alkohol
Alkohol dapat mempengaruhi fungsi liver yang pada gilirannya menyebabkan peningkatan tingkat estrogen. Jumlah estrogen yang tinggi dalam tubuh akan mempengaruhi produksi sperma. Sebaiknya hentikan minum alkhol mulai saat ini apabila Anda tidak ingin kehilangan jumlah produksi sperma.

6. Olahraga otot
Meskipun ini tidak dapat langsung meningkatkan produksi sperma dan air mani, olahraga otot PC dapat membantu Anda menembak lebih jauh dari sebelumnya. Lakukan latihan Keegel misalnya.

7. Mencoba suplemen
Obat-obatan seperti mariyuana dan obat anti jamur mungkin bisa menghalangi produksi sperma sementara suplemen alami diyakini dapat meningkatkan produksi sperma seperti L-carnitine yang ditemukan dalam daging merah dan susu merupakan asam amino alami yang dapat meningkatkan produksi dan kecepatan sperma.
Folic acid ketika digabung dengan seng dapat meningkatkan produksi sperma, L-arginine yang ditemukan dalam kacang-kacangan, telur, daging dan wijen juga memiliki khasiat yang sama termasuk vitamin E dan selenium juga memperbaiki kecepatan dan konsentrasi sperma.

D.   TRIK Mengoptimalkan Produksi Sperma

Kemampuan tiap pria dalam memproduksi sperma tentunya berbeda dan amat ditentukan oleh faktor genetik. Namun walau faktor genetik sangat mendukung untuk memproduksi sperma yang banyak, factor-faktor lain bisa menjadi penghambat sehingga jumlah sperma yang dikeluarkan tidak optimal.

Berikut teknik yang diberikan oleh para ahli seksologi untuk mengoptimalkan produksi sperma. Teknik ini pada dasarnya adalah memberikan stimulasi pada testikel sebagai ‘pabrik’ pembuatan sperma.

Meremas.
Teknik ini dimaksudkan untuk menstimulasi keluarnya hormon seksual, serta meningkatkan produksi sperma dan potensi seks. Gosok kedua telapak tangan sampai terasa panas, pakai satu tangan untuk memegang penis ke atas dan satunya lagi untuk memegang testikel. Remas dengan lembut dan pelan, lepaskan, lalu remas lagi agak keras tapi tidak sampai sakit dan singkat. Ulangi gerakan sampai 3-5 menit, lalu ganti dengan tangan satunya.

Mengocok.
Sama dengan di atas, hanya teknik ini tidak meremas tapi mengocok testikel. Setelah kedua telapak tangan saling digosokkan sampai panas, pakai salah satu untuk memegang penis ke atas dan satunya lagi untuk memegang testikel. Goyang-goyang testikel, mula-mula lembut lalu naikkan intensitas goyangan secara bertahap. Lakukan pengocokan selama 3-5 menit, sebelum ganti tangan dan lakukan lagi dengan tangan satunya yang sebelumnya memegang penis.

Teknik Menepuk.
Panaskan kedua telapak tangan dengan menggosokkannya. Pakai satu tangan untuk memegang penis ke atas dan gunakan satunya lagi untuk menepuk-nepuk testikel dari segala sisi. Tepuk terus selama 3-5 menit, lalu ganti tangan.

Memijat.
Setelah memanaskan kedua telapak tangan dengan menggosoknya, gunakan satu tangan untuk memegang penis ke atas dan pakai satunya lagi untuk memijat testikel. Lakukan pijatan menggunakan jempol atau telapak tangan dengan gerakan melingkar. Pijat selama 3-5 menit, ganti tangan dan ulangi dengan gerakan dan waktu yang sama.

Latihan tersebut akan membuat energi seksual menumpuk di area genital, yang bisa menimbulkan rasa tidak nyaman pada fisik jika tak tersalurkan. Atasi hal ini dengan latihan meditasi atau pernafasan.

E.    Analisa Sperma 

PEMERIKSAAN ANALISA SPERMA

1. Penerangan dan cara penampungan sperma manusia
Sebelum melakukan analisis sperma perlu terlebih dahulu untuk memberikan penerangan sejelas-jelasnya kepada pria yang akan diperiksa tersebut mengenai maksud dan tujuan analisis sperma dan juga untuk menjelaskan cara pengeluaran dan penampungan sperma tersebut. Penerangan mengenai cara pengeluaran, penampungan dan pengiriman sperma ke laboraturium. Sebelum pemeriksaan dilakukan sebaiknya pasien dianjurkan untuk memenuhi persyaratan sebagai berikut :
a. Melakukan abstinensia selam 3 – 5 hari, paling lama selama 7 hari.
b. Pengeluaran ejakulat sebaiknya dilakukan pada pagi hari dan harus dikeluarkan di laboratorium. Bila tidak mungkin, harus tiba di laboraturium paling lambat 2 jam dari saat dikeluarkan.
c. Ejakulat ditampung dalam wadah / botol gelas bemulut besar yang bersih dan steril ( jangan sampai tumpah ), Kemudian botol ditutup rapat-rapat dan diberi nama yang bersangkutan.
d. Pasien mencatat waktu pengeluaran mani, setelah itu langsung di serahkan pada petugas laboraturium untuk pemeriksaan dan harus diperiksa sekurang-kurangnya 2 kali dengan jarak antara waktu 1-2 minggu. Analisis sperma sekali saja tidak cukup karena sering didapati variasi antara produksi sperma dalam satu individu.
e. Sperma dikeluarkan dengan cara : rangsangan tangan (onani/masturbasi), bila tidak mungkin dapat dengan cara rangsangan senggama terputus (koitus interuptus) dan jangan ada yang tumpah.
f. Untuk menampung sperma tidak boleh menggunakan botol plastik atau kondom.

1.1 Beberapa cara memperoleh sperma

a. Masturbasi / Onani
Cara ini merupakan methode yang paling dianjurkan untuk memperoleh sperma, biasanya dengan tangan (baik tangan sendiri maupun tangan istrinya) atau dengan suatu alat tertentu. Kebaikan cara ini menghindari kemungkinan tumpah ketika menampung sperma, menghindari dari pencemaran sperma dengan zat-zat yang lain.

b. Coitus Interuptus ( CI )
Adalah melakukan persetubuhan secara terputus, hal ini kurang baik dianjurkan sebab :
Ä Memungkinkan sperma dapat tercampur dengan cairan vagina, sehingga banyak mengandung epitel, leukosit, eritosit, bakteri, parasit, jamur dll.
Ä Dalam jumlah penampungannya kurang, karena sperma sebagian dapat mesuk ke vagina. Disamping itu terjadi kesalahan pada pemeriksaan PH dan konsentrasi.

c. Coitus Condomatosus
Pengeluaran sperma dangan cara ini dilarang dan sangat tidak diperkenankan. Karena sebagian besar karet kondom mengandung bahan spermiacidal, yaitu bahan yang dapat mematikan sperma

d. Reflux poscital
Adalah suatu cara Coitus dimana setelah sperma keluar dan masuk kevagina, sperma tersebut dibilas demga pz atau cairan lainnya. Hal ini akan timbul kekeliruan dalam volume konsentrasi dan viskositas.

e. Massage prostat
Adalah suatu cara pengeluaran dengan cara memijat kelenjar prostat lewat rectum, disini jelas akan timbul kekeliruan dalam penafsiran pH, konsentrasi dan sebagainya yang keluar adalah cairan prostat.
Jadi cara memperoleh sperma yang paling baik adalah dengan onani meskipun faktor psikis ada pengaruhnya. Hal ini dapat terjadi pada orang desa, orang tertentu yang tidak bisa melakukan onani atau orang yang tidak mengerti tentang onani.
Biasanya orang kota lebih gampang dari pada orang desa, orang muda lebih mudah dari pada orang tua, orang yang tidak di sunat lebih gampang daripada orang yang di sunat, juga pengaruh religius.
Cara memperoleh sperma sebagai pilihan kedua adalah dengan cara Coitus Interuptus bila alasan religius cara pertama tidak memungkinkan.

1.2 Tempat Penampung Sperma

Sebenarnya semua alat boleh dipakai asalkan tempat tersebut tidak mengandung spermatotoxic. Sperma sangat tidak dianjurkan ditampung pada tempat-tempat yang terbuat dari :
1. Logam, sebab logam bisa mengganggu muatan listrik dan sperma, sehingga pergerakannya tergaggu.
2. Plastik sebab plastik umumnya mengandung gugus fenol (C6H5OH) sehingga sperma akan rusak.
Pada umumnya tempat yang digunakan menampung sperma terbuat dari gelas yang bersih . tidak mengandung spermatotoxic. Tetapi sperma dilarang ditempat yang terbuat dari :
» Tempat penampung sperma dianjurkan ditampung pada tempat yang terbuat dari bahan yang tidak bereaksi apa-apa.
» Tempat penampung sperma harus bermulut lebar supaya muat pada penis.
» Tempat diberi penutup agar tidak terkontaminasi
» Ukuran tempat penampung sperma 50 ml – 100 ml.

2. Pelaksanaan Analisa Sperma
Spermiogram memuat data-data tentang :
1. Volume sperma.
2. Bau.
3. pH
4. Warna.
5. Liquefaction.
6. Viskositas.
7. Aglutinasi.
8. Jumlah sperma / lapangan pandang.
9. Pergerakan spermatozoa.
10. Leucocyte.
11. Fruktosa.

2.1. Analisa sperma Secara Makroskopis
Sperma yang baru keluar selalu menunjukan adanya gumpalan atau koagolum diantara lendir putih yang cair. Pada sperma yang normal gumpalan ini akan segera mencair pada suhu kamar dalam waktu 15 – 20 menit. Peristiwa ini dikatakan sperma mengalami pencairan (Liquefaction).
Liquefaction terjadi karena daya kerja dari enzim – enzim yang diproduksi oleh kelenjar prostat, enzim ini disebut enzim seminim. Pemeriksaan makroskopis antara lain meliputi :

a. Pengukuran Volume
Dilakukan setelah sperma mencair, cara kerja :
ξ Sperma ditampung seluruhnya dalam botol penampung yang bermulut lebar untuk sekali ejakulasi
ξ Volume diukur dengan gelas ukur yang mempunyai skala volume 0,1 ml.
ξ Kemudian baca hasil.
Volume normal sperma belum jelas sampai sekarang, disebabkan lain bangsa lain volume. Bagi orang indonesia volume yang normal 2 – 3 ml. Volume yang lebih dari 8 ml disebut Hyperspermia, Sedangkan yang kurang dari 1 ml disebut Hypospermia.

Hypospermia disebabkan oleh :
z Ejakulasi yang berturut-turut
z Vesica seminalis kecil ( buntu cabstuksi )
z Penampung sperma tidak sempurna

Hyperspermia disebabkan oleh :
z Kerja kelenjar prostat dan vesika seminalis terlalu giat.
z Minum obat hormon laki – laki.

Kesan volume ini menggambarkan kerja kelenjar prostat dan vesika seminalis.

b. PH
Sperma yang normal tidak banyak berbeda dengan pH darah, untuk mengukur pH cukup dengan menggunakan kertas pH kecuali dalam satu penelitian dapat digunakan pH meter. Cara kerjanya :
Celupkan kertas pH dalam sperma yang homogen yang terdapat dalam botol penampung, baca hasil. Sperma yang normal pH menunjukan sifat yang agak basa yaitu 7,2 – 7,8. pengukuran sperma harus segera dilakukan segera setelah sperma mencair karena akan mempengaruhi pH sperma. Juga bisa karena sperma terlalu lama disimpan dan tidak segera diperiksa sehingga tidak dihasilkan amoniak ( terinfeksi oleh kuman gram (-), mungkin juga karena kelenjar prostat kecil, buntu, dan sebagainya.
pH yang rendah terjadi karena keradangan yang kronis dari kelenjar prostat, Epididimis, vesika seminalis atau kelenjar vesika seminalis kecil, buntu dan rusak.

c. Bau Sperma
Spermatozoa yang baru keluar mempunyai bau yang khas atau spesifik, untuk mengenal bau sperma, seseorang harus telah mempunyai pengalaman untuk membaui sperma. Sekali seorang telah mempunyai pengalaman, maka ia tidak akan lupa akan bau sperma yang khas tersebut. Baunya Sperma yang khas tersebut disebabkan oleh oksidasi spermin (suatu poliamin alifatik) yang dikeluarkan oleh kelenjar prostat.

Cara pemeriksaannya :
ξ Sperma yang baru keluar pada botol penampung dicium baunya
ξ Dalam laporan bau dilaporkan : khas / tidak khas
Dalam keadaan infeksi sperma berbau busuk / amis. Sacara biokimia sperma mempunyai bau seperti klor / kaporit.

d. Warna sperma
Memeriksa warna sperma sekaligus memeriksa kekeruhan, sperma yang normal biasanya berwarna putih keruh seperti air kanji kadang-kadang agak keabu-abuan. Adanya lekosit yang disebabkan oleh infeksi traktus genitalia dapat menyebabkan warna sperma menjadi putih kekuningan. Adanya perdarahan menyebabkan sperma berwarna kemerahan.
Cara kerja :
Sperma yang ada dalam tabung reaksi diamati dengan menggunakan latar belakang warna putih menggunakan penerangan yang cukup.

e. Liquefection
Liquefaction dicheck 20 menit setelah ejakulasi (setelah dikeluarkan). Dapat dilihat dengan jalan melihat coagulumnya.
Bila setelah 20 menit belum homogen berarti kelenjar prostat ada gangguan (semininnya jelek).
Bila sperma yang baru diterima langsung encer mungkin :
Tak mempunyai coagulum oleh karena saluran pada kelenjar vesica seminalis buntu atau memang tak mempunyai vesika seminalis.

f. Viskositas (Kekentalan)
Kekentalan atau viskositas sperma dapat diukur setelah likuifaksi sperma sempurna. Pemeriksaan viskositas ini dapat dilakukan dengan dua cara :

Ï Cara subyektif
Dengan menyentuh permukaan sperma dengan pipet atau batang pengaduk, kemudian ditarik maka akan terbentuk benang yang panjangnya 3 – 5 cm. Makin panjang benang yang terjadi makin tinggi viskositasnya.

Ï Cara Pipet Elliason
Syaratnya sperma harus homogen dan pipet yang digunakan harus kering. Mengukur vikositas dengan menggunakan pipet elliason. Prosedurnya cairan sperma dipipet sampai angka 0,1, kemudian atas pipet ditutup dengan jari. Setalah itu arahkan pipet tegak lurus dan stopwath dijalankan, jika terjadi tetesan pertama stopwath dimatikan dan hitung waktunya dengan detik. Vikositas sperma normal < 2 detik. Semakin kental sperma tersebut semakin besar vikositasnya. Hal ini mungkin disebabkan karena :
- Spermatozoa terlalu banyak
- Cairannya sedikit
- Gangguan liquedaction
- Perubahan komposisi plasma sperma
- Pengaruh obat-obatan tertentu.

g. Fruktosa Kualitatif
Fruktosa sperma diproduksi oleh vesica seminalis. Bila tidak didapati fruktosa dalam sperma, hal ini dapat disebabkan karena
- Azospermia yang disebabkan oleh agenesis vas deferens
- Bila kedua duktus ejakulatorius tersumbat
- Kelainan pada kelenjar vesika seminalis
Cara pemeriksaan fruktosa :
- 0.05 ml sperma + 2 ml larutan resolsinol ( 0.5 % dalam alkohol 96% ) campur sampai rata.
- Panaskan dalam air mendidih 5 menit.
- Bila sperma mengandung fruktosa maka campuran diatas menjadi merah coklat atau merah jingga.
- Bila tidak ada fruktosa maka tidak menjadi perubahan warna.
Pemeriksaan fruktosa kualitatif ini harus merupakan pemeriksaan rutin pada sperma azoospermia

2.2 Analisa Sperma Secara Mikroskopik

Sebelum pemeriksaan mikroskopik, sperma tersebut harus diaduk dengan baik, untuk pemeriksaan mikroskopik maka 1 tetes sperma, diameter sekitar 2 – 3 mm, diletakan diatas gelas objek yang bersih dan kemudian ditutup dengan gelas penutup, Setelah itu siap di periksa dibawah pembesaran 100 X atau 400-600 X.

1. Jumlah Sperma Perlapang Pandang / Perkiraan densitas sperma
Sebelum menentukan atau menghitung konsentrasi sperma perlu dilakukan perkiraan kasar jumlah sperma agar dapat menentukan prosedur pengenceran yang akan digunakan dan untuk mempersiapkan sediaan apus untuk analisis morfologi.
Cara Pemeriksaanya :
- Diaduk sperma hingga homogen
- Diambil 1 – 3 tetes cairan sperma ditaruh diatas obyek glass lalu ditutup dengan cover glass(ukuran standar)
- Kemudian dilihat dibawah mikroskop dengan perbesaran 40 X
- Dihitung berapa banyak spermatozoa pada beberapa lapang pandang
Misalnya dihitung berturut-turut : lapang pandang
I = 10 Spermatozoa
II = 5 Spermatozoa
III = 7 Spermatozoa
IV = 8 Spermatozoa
Disini dalam laporan dituliskan terdapat 5 – 10 spermatozoa perlapang pandang. Perkiraan konsentrasi spermatozoa dikalikan dengan 106 berarti perkiraan konsentrasi spermatozoa adalah 5 – 10 juta/ml
Kalau spermatozoanya banyak dihitung perkwadran (1/4 lapang pandang)
Misalnya ¼ Lapang pandang = 50 spermatozoa, jadi perlapang pandang 200 spermatozoa. Perkiraan konsentrasi spermatozoa dikalikan dengan 106 berarti perkiraan konsentrasi spermatozoa adalah 200 juta/ml
Kalau dilihat perlapang pandang didapatkan nol spermatozoa maka tidak usah dilakukan pemeriksaan konsentrasi, jadi disini menghemat tenaga dan reagensia, bila didapatkan nol spermatozoa disebut Azoospermia.
Azoospermia dapat disebabkan oleh karena :
- Testisnya kecil atau rusak
- Salurannya testis buntu (obstruksi)
- Vasectomy bila diperlukan untuk check up
Apabila Azoospermia, ini menggambarkan operasi vasectomy tersebut berhasil dan ini sangat menggembirakan pasien
- Over dosis Androgen dan corticosteroid

2. Pergerakan Sperma
Pada pemeriksaan perlapang pandang sekaligus kita memeriksa pergerakan spermatozoa dalam memeriksa pergerakan spermatozoa sebaiknya diperiksa setelah 20 menit karena dalam waktu 20 menit sperma tidak kental sehingga spermatozoa mudah bergerak akan tetapi jangan lebih dari 60 menit setelah ejakulasi sebab dengan bertambahnya waktu maka :
- spermatozoa akan memburuk pergerakannya.
- pH dan bau mungkin akan berubah .
spermatozoa yang bergerak baik adalah gerak kedepan dan arahnya lurus, gerak yang kurang baik adalah gerak zig-zag, berputar-putar dan lain-lain
- Jangan sekali-kali menyebut spermatozoa itu mati yang betul adalah spermatozoa tidak bergerak
- Pemeriksaan sebaiknya dilakukan pada suhu kamar (20OC - 25 OC).

Perhitungan :
Dihitung dulu spermatozoa yang tidak bergerak kemudian dihitung yang bergerak kurang baik, lalu yang bargerak baik misal :
- yang tidak bergerak = 25%
- yang bergerak kurang baik = 50%
- yang bergerak baik = 100% - 25% - 50% = 25%
Prosentase pergerakan cukup ditulis dengan angka bulat (umumnya kelipatan 5 misalnya : 10%,15%, 20%)
Kalau sperma yang tidak bergerak > 50% maka perlu dilakukan pemeriksaan lebih lanjut guna mengetahui viabilitas sperma (banyaknya sperma yang hidup) sebab sprermatozoa yang tidak bergerakpun kemungkinan masih hidup.

Sebab menurunnya motilitas spermatozoa
§ Dilakukan pemeriksaan yang terlalu lama sejak sperma dikeluarkan.
§ Cara penyimpanan sampel yang kurang baik.

3. Perhitungan Jumlah Sperma
Perhitungan konsentrasi spermatozoa dapat ditentukan dengan mengunakan metode hemositometer atau ”electronic coulter counter”. Metode hemositometer lebih sering digunakan untuk sperma yang mempunyai perkiraan spermatozoa yang sangat rendah (misalnya 10 juta/ml) atau pemeriksaan sperma yang memerlukan penentuan jumlah dengan segera. Metode hemositometer ini dipergunakan di sebagian besar negara.
Sperma yang telah diaduk dengan baik diencerkan 1 :10, 1:20,1:50,atau 1:100 tergantung pada perkiraan jumlah spermatozoa yang telah dilakukan sebelumnya. Sebagai pengencer berisi 50 gr NaHCO3, 10 ml 35% formalin, 5 ml cairan gentian violet pekat dan aquadestilita sampai 1000 ml. Pewarnaan tidak diperlukan bila dipergunakan mikroskop fase kontras. Perlu digunakan 2 pengenceran untuk setiap sperma. Meskipun sering digunakan pipet leukusit tidak cukup tepat untuk digunakan sebagai alat pengenceran dan karena itu disarankan sebagai alat pengenceran dipergunakan pipet mikro modern (10, 50, 100 atau 200ul). Sperma yang diencerkan harus diaduk lebih dahulu dan segera dipindahkan ke hemositometer (kamar hitung Neubauer) yang telah ditutup dengan gelas penutup.
hemositometer ini diletakan kamar lembab selama 15 menit sampai 20 menit agar semua sel mengendap kemudian dihitung dibawah mikroskop cahaya atau mikroskop fase kontras dan pembesaran 100 atau 100X spermatozoa (sel benih yang matang yang mempunyai ekor yang dihitung). Perbedaan antara jumlah sperma dari kedua pengenceran tadi tidak boleh lebih dari 10 % pada sperma yang mempunyai densitas rendah atau 20% pada sperma yang mempunyai densitas tinggi (> 60 juta/ml).
Perlu dipahami bahwa yang disebut konsentrasi sperma adalah jumlah spermatozoa/ml sperma. Sedangkan jumlah spermatozoa total ialah jumlah spermatozoa dalam ejakulat.
Prosedur perhitungan spermatozoa dengan menggunakan hemositometer (kamar hitung Neubauer) adalah sebagai berikut :
Hitung jumlah sperma dengan objek 40 x pada daerah leukosit, cukup satu bidang saja (tidak perlu 4 bidang)

Kamar hitung Neubeur untuk menghitung spermatozoa

Perhitungan :
Luas = 1 mm2
Tinggi = 0,1 mm
Vol = 0,1 mm3
Jumlah sperma dalam 1 mm3 = 1/0,1 X pengenceran X N
= 10 X N X pengenceran
= 10 N X Pengenceran /mm3
Jumlah spermatozoa / cc = 10 N X Pengenceran x 1000

N = Jumlah sperma yang dihitung dalam kotak W

4. Morfologi
Pemeriksaan morfologi berdasarkan kepala dari spematozoa dapat dilakukan dengan cara :
Membuat preparat hapusan diatas obyek glass keringkan selama 5 menit, lalu di fixasi dengan larutan metilalkohol selama 5 menit, kemudian selanjutnya dilakukan pewarnaan dengan larutan giemsa, wright, atau zat warna yang lain menurut kesukaan sendiri. 

Bentuk Normal :
Bentuk oval

Bentuk spermatozoa abnormal :
1. Bentuk Piri ( Seperti buah pir )

2. Brntuk terato ( tidak beraturan dan berukuran besar )

3. Bentuk lepto ( ceking ) 
      4. Bentuk Mikro ( Kepala seperti jarum pentul )
      5. Bentuk Strongyle ( seperti larva stongyloides )                                                                                  
      6. Bentuk Lose Hezel ( Tanpa kepala )
      7. Bentuk Immature ( spermatozoa belum dewasa, terdapat cytoplasmic )


Cytoplasmic droplet

Arti klinik
1. Banyak kepala normal / oval berarti fungsi testis baik
2. banyak bentuk bukan oval fungsi testis jelek
3. banyak sel imatur, epidemis banyak gangguan.
Misalnya : radang varicocle atau abstinensia seksualitasnya kurang lama.

5. Lekosit
Leukosit di laporkan per lapang pandang seperti halnya dalam sedimen urin, misalnya 3 – 8 perlapang pandang. Jumlah lekosit yang besar erat hubunganya dengan infeksi organ – organ spermiogenesis.

2.3. Analisa Sperma Secara Kimia
Pemeriksaan kimia terbatas pada perhitungan kadar fruktosa, nilai normal fruktosa adalah : Fruktosa tersebut berasal dari vesiculze Seminalis
Cara pemeriksaan Fruktosa :

Regensia :
1. Larurtan Ba(OH)2 0,3N
2. Larutan Zn SO4 0,175M
3. Larutan Resorcinol 0,1% dalam 100ml alkhohol 95%.
4. Standar fruktosa stock 50 mg fruktosa larut dalam 100 ml asam benzoat 0,2 %
Standar fruktosa 1 ml standar fruktosa stock diencerkan dengan H2O 100ml.
Konsentrasi 200 mg fruktosa / dalam mani.

Prosedur Kerja
1. Lakukan diproteinsasi mani yang akan diperiksa dengan terlebih dahulu mengencerkan 0.1 ml mani dengan 2.9 ml air. Kemudian tambah 0.5 ml larutan Ba(OH)2 campur tambahan 0.5 ml Zn SO4. kemudian dicentrifuqe.
2. Sediakan 3 tabung , satu tabung Tt (test) S (standar) dan B (banko)
Tabung T diisi 2 ml cairan pada langkah 1
Tabung S diisi 2 ml sebagai fruktosa
Tabung B diisi 2 ml aquadest
3. Ketiga tabung ditambah masing - masing 2 ml recorcinol dan 6 ml HCl
4. Campur isi tabung, panasi dalam weter bath 900 C selama 10 menit
5. Baca aboubusi T terhadap S pada 490 mm dengan spektrofotometer
6. Hitung kadar fruktosa dengan rumus AT / AS x 200 = mg/dl
Kadar Fruktosa sperma normal : 120 – 450 mg/dl


3. Interprestasi Hasil Analisa Sperma


NO

ISTILAH Jumlah
Spermatozoa
(juta/ml) Motil
Normal
(%) Morfologi
Normal
(%)
1 Normozoospermia > 20 > 80 > 50
2 Oligozoospermia < 20 > 50 > 50
3 Ekstrim Oligozoospermia < 50 > 50 > 50
4 Asthenozoospermia > 20 < 50 > 50
5 Teratozoospermia > 20 > 50 < 50
6 Oligo Asthenozoospermia < 20 < 50 > 50
7 Oligi Astheno Teratozoospermia < 20 < 50 < 50
8 Oligo Teratozoospermia < 20 > 50 < 50
9 Astheno Teratozoospermia > 20 < 50 < 50
10 Polizoospermia > 250 > 50 > 50
11 Azoospermia Bila tidak ada spermatozoa dalam cairan sperma
12 Nekrozoospermia Bila semua sperma tidak ada yang hidup
13 Aspermia Tidak ada cairan semen yang keluar saat ejakulasi


“SEMOGA BERMANFAAT”
Sumber : penis-besar.com, arispurnomo.com, problemseks.blogspot.com, clubbing.kapanlagi.com, infoanalis.blogspot.com.

4 komentar: